Harga Sawit di Kaltim Anjlok di Akhir November, CPO Melemah 0,86 Persen

sawitsetara.co - SAMARINDA - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kalimantan Timur kembali melemah pada periode II November 2025 (16–30 November). Penurunan ini dipicu turunnya harga crude palm oil (CPO) dunia sebesar 0,86 persen pada periode yang sama.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Andi Siddik, menjelaskan bahwa harga CPO tertimbang dari Rp14.055,93 per kg di periode 1–15 November turun menjadi Rp13.933,75 per kg di periode 16–30 November.

“Harga Rp13.933,75 per kg ini berlaku untuk TBS dari pohon berumur 10 tahun ke atas. Untuk umur di bawahnya, harganya sedikit lebih rendah,” ujar Siddik, Senin (1/12/2025), dikutip dari Antara.

Penetapan harga ini disusun oleh tim lintas sektor yang melibatkan Dinas Perkebunan Kaltim, perwakilan kelompok pekebun, serta perusahaan-perusahaan sawit. Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan harga tetap stabil dan adil bagi petani maupun perusahaan.

Harga resmi TBS ini hanya berlaku untuk kebun plasma atau kemitraan, termasuk kebun swadaya yang telah bermitra dengan pabrik pengolahan. Ketentuan ini mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Permentan 120/1/2018.

Siddik pun mengajak pekebun untuk bergabung dalam kelompok tani dan menjalin kemitraan dengan pabrik agar harga TBS tidak mudah dimainkan tengkulak.

“Jika petani berorganisasi, mereka lebih kuat secara kelembagaan dan tidak mudah dirugikan,” tegasnya.

Rincian Harga TBS Berdasarkan Umur Tanaman

Berikut daftar harga TBS berdasarkan umur tanaman, seluruhnya mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya:

Umur 3 tahun: Rp2.866,02/kg (turun dari Rp2.901,11)

Umur 4 tahun: Rp3.054,83/kg (turun dari Rp3.091,82)

Umur 5 tahun: Rp3.074,72/kg (turun dari Rp3.112,33)

Umur 6 tahun: Rp3.108,19/kg (turun dari Rp3.146,28)

Umur 7 tahun: Rp3.127,24/kg (turun dari Rp3.165,61)

Umur 8 tahun: Rp3.150,51/kg (turun dari Rp3.189,13)

Umur 9 tahun: Rp3.218,02/kg (turun dari Rp3.257,69)

Penurunan harga ini diharapkan bersifat sementara, seiring peluang rebound harga CPO di pasar global pada periode selanjutnya.